skip to main |
skip to sidebar
Oleh : Muhammad Khalili Putra Madura
Hudzaifah
pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah
khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah
sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian
nanti akan masuk masjid dan tidak ada lafi orang khusyu'" (al-Madarij
1/521).
Allah berfirman :
حَـٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٲتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَـٰنِتِينَ.
Peliharalah segala shalat [mu], dan [peliharalah] shalat wusthaa [1].
Berdirilah karena Allah [dalam shalatmu] dengan khusyu’. (al-Baqarah:
238)
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45)
Dan mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan [mengerjakan]
shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu’, (al-Baqarah: 45)
Khusyu' merupakan
kekuatan sholat. Tanpa khusyu' sholat seakan tidak mempunyai makna bagi
pelakunya, karena sholat hanya berupa aktifitas fisik yang rutin, tanpa
kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di dalamnya.
Menghancurkan dan
merusak kekhusyu'an dalam sholat adalah salah satu misi syetan di dunia
ini. Firman Allah dalam menceritakan misi syetan tersebut:
ثُمَّ
لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ
أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
(17)
Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur [ta’at]. (al-A'raaf: 17)
Rasulullah s.a.w. bersabda
قال النبي صلى الله عليه وسلم ( أول شيء يرفع من هذه الأمة الخشوع ، حتى لا ترى فيها خاشعا .)
Yang pertama akan hilang ari umatku adalah khusyu', hingga kalian tidak lagi melihat orang khusyu'. (H.R. Tabrani. Sahih)
Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian
adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian
adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka,
kalian nanti akan masuk masjid dan tidak ada lafi orang khusyu'"
(al-Madarij 1/521).
Maka khsyu' ini juga merupakan salah satu sifat orang beriman. Allah berfirman:
{ قد أفلح المؤمنون الذين هم في صلاتهم خاشعون }
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (1) [yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.
Ibnu Katsir mengatakan: khusyu' adalah tidak bergerak, tenang, penuh
tawadlu' karena disebabkan takut kepada Allah dan perasaan diawasi
Allah. Khusyu' adalah sadarnya hati seakan berdiri di depat Allah dengan
penuh penghormatan, pengabdian. (al-Madarij 1/520).
Tempat khusyu'
adalah di dalam hari dan membekas ke seluruh tubuh manusia. Kalau hati
sudah tidak khusyu' maka seluruh anggota tubuh tidak lagi beribadah
secara serius karena hati ibarat komandonya dan anggota badan adalah
tentaranya.
Khusyu' juga menjadi bukti keikhlasan. Karena hanya
mereka yang ikhlash ibadah karena Allah dan sholat karenaNya yang dapat
melakukan khusyu' secara sempurna. Tanpa keikhlasan, maka seseorang
hanya melakukan kekhusyu'an palsu atau yang sering disebut kekhusyu'an
dusta.
Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu', yaitu khusyu'
iman dan khusyu' munafik. khusyu' Iman adalah hatinya menghadap Allah
dengan penghormatan, pengagungan, ketenangan, penuh harapan dan rasa
malu, lalu hatinya penuh dengan cinta dan pengakuan kepada Allah yang
membekas ke seluruh anggota badannya.
Adapun khusyu' munafik adalah
fisiknya khusyu' tapi hatinya tidak. Para sahabat sering berdoa: Ya
Allah lindungilah aku dari khusyu' munafik. (Ruh 314).
Ulama
mengatakan bahwa hukum khusyu' adalah wajib, karena banyaknya dalil yang
menganjurkan khusyu' dan mencela orang yang tidak khusyu' dalam sholat.
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Lima sholat yang diwajibkan oleh
Allah, barang siapa memperbaiki wudlunya dan melaksanakan sholat pada
waktunya, menyempurnakan ruku'nya dan kekhusyu'annya, maka ia
mendapatkan janji Allah untuk mengampuninya. Barang siapa tidak
melakukan itu, maka ia tidak mendapatkan janji Allah, kalau Allah
berkehendak maka Mengampuninya, kalau Allah berkehendak maka akan
menyiksanya." (H.R. Abu Dawud – sahih)
Dalam hadist lain Rasulullah
s.a.w. bersabda:"Barang siapa berwudlu dan memperbaiki wudlunya
kemudaian ia sholat dua rakaat, ia konsentrasikan hati dan wajahnya (dan
tidak diganggu oleh nafsunya), maka ia akan diampuni dosanya yang telah
telah lewat. (H.R. Bukhari).
Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda:"Banyak sekali orang yang sholat hanya mendapatkan capek berdiri" (H.R. Nasai: hasan).
Tip menghadirkan khusyu dalam sholat
Menghadirkan khusyu' dalam sholat dalam dilakukan melalui dua cara.
Pertama: mengupayakan amalan-amalan yang merangsang kekhusyu'an dan
kedua: menghilangkan hal-hal yang merusak kekhusyu'an.
Adapun amalan-amalan yang mengantarkan kepada kekhusyu'an adalah sbb:
1. Persiapkan diri untuk sholat. Itu dimulai dengan mendengarkan adzan
dan mengikutinya, berdoa adzan, memperbaiki wudlu, berdoa setalah wudlu,
melakukan siwak sebelum sholat, mempesiapkan baji sholat, tempat sholat
dan menunggu waktu sholat. Bukan bergegas sholat ketika waktu hampir
lewat.
2. Thoma'ninah: yaitu berhenti sejenak pada setiap
rukun-rukun sholat. Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w.
ketika sholat, beliau melakukan thma'ninah hingga semua anggota badan
beliau kembali pada tempatnya. (H.R. Abu Dawud dll.) Dalam hadist lain
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat.
Bagaimana itu wahai Rasulullah, tanya sahabat. "Mereka yang tidak
menyempurnakan ruku' dan sujudnya. (H.R. Ahmad dan Hakim: sahih).
Seseorang tidak akan bisa khusyu' tanpa thoma'ninah ini karena cepatnya
pergerakan sholat telah menghilangkan kekhusyu'an dan konsentrasi hati.
3. Ingat kematian saat sholat. Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda:"Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang
ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah
seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir"
(Dailami: sahih). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu Ayub r.a.
"Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan" (Ahmad: sahih).
4.
Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yang dibaca saat sholat, begitu
juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya lainnya serta
menyerapkannya dalam diri mushalli.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran. (Shad:29).
Dari Hudzaifah r.a.
:Aku sholat di belakang Rasulullah s.a.w., satu malam. Beliau membaca
dengan bebas. Ketika melewati ayat di dalamnya ada tasbih, beliau
bertasbih, ketika melewati ayat permintaan beliau meminta dan ketika
melewati ayat minta perlindungan, beliau pun meminta perlindungan"
(Muslim).
Tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat Allah merupakan
pengantar kekhusyu'an. Begitu juga menangis saat mendengar atau membaca
ayat-ayat Allah. Allah berfirman:
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.(Isra':109).
Atho' pernah bertanya kepada Aisyah r.a.: ceritakan kepadaku apa yang
paling kau kagumi dari Rasulullah, lalu Aisyah menangis. Suatu malam
Rasulullah s.a.w. berdiri untuk sholat, beliau berkata: Wahai Aisyah
biarkan aku menyembah Tuhanku. Sesungguhnya aku senang bersamamu dan aku
senang menyenangkanmu". Lalu beliau pun bangun dan sholat, lalu beliau
sholat sambil menangis sehingga lantai kamarku basah karena air mata
beliau. Lalu berkumandanglah adzan Bilal untuk subuh, ketika Bilal
melihat mata Rasulullah basah karena menangis, Bilal pun bertanya:"Wahai
Rasulullah, untuk apa engkau menangis padahal Allah telah mengampunimu
dosamu yang lalu dan yang akan datang? Rasul menjawab: Wahai Bilal aku
lebih suka untuk menjadi hamba yang banyak bersyukur. Malam ini
diturunkan kepadaku ayat yang ruglilah orang yang membacanya dan tidak
menghayatinya, yaitu ayat Ali Imran 190-194. (Ibnu Hibban:sahih).
1.
Membaca ayat satu-satu. Ini juga mengantarkan kepada khusyu' karena
mengantarkan kepada pamahaman dan penghayatan. Umi Salamah berkata bahwa
Rasulullah membaca fatihah dalam sholat dengan basmalah, lalu berhenti
lalu membaca hamdalah lalu berhenti lalu membaca arrohmaanirrohiiim dan
seterusnya. (Abu Dawud: sahih).
2. Memperindah bacaan Quran dan tartil dapat mengantarkan kepada kekhusyu'an. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬ نِّصۡفَهُ
ۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ
ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً
Hai orang yang berselimut [Muhammad], (1)
bangunlah [untuk sembahyang] di malam hari [1] kecuali sedikit
[daripadanya], (2) [yaitu] seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu
sedikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu
dengan perlahan-lahan. (Muzammil 1-4)
Rasulullah s.a.w.
berpesan:"Perindahlah al-Qur'an dengan suaramu yang merdu, karena suara
yang indah akan memperindah al-Quran" (Hakim:sahih). Dalam hadist lain
beliau bersabda:"Sesungguhnya seindah-indah suara orang membaca Quran,
adalah kalau ia membaca maka orang-orang yang mendengarnya akan takut
kapada Allah. (Ibnu Majah: sahih).
1. Beranggapan bahwa saat
sholat ia sedang menghadap kepada Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah
s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia
sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti
bagaimana bermunajat dengan Tuhan. Hakim: sahih).
2. Memperhatikan
pembatas depan sholat. Sebaiknya ketika sholat menghadap pembatas depan,
misalnya dinding atau pembatas yang polos. Tujuannya adalah agar
pandangan mata kita tidak terganggu oleh obyek-obyek visual yang
mengganggu konsentrasi kita. Rasulullah s.a.w. bersabda" Hendaklah
kalian ketika sholat menaruh pembatas di depannya agar syetan tidak
memutuskan sholatnya" (Abu Dawud: sahih). Sebaiknya pembatas tersebut
berjarak tiga jengkal dari tempatnya berdiri dan sejengkal dari tempat
sujudnya. (Fathul Bari).
3. Meletakkan tangan kanan di atas tangan
kiri di atas dada. Rasulullah s.a.w. bersabda: Kami para nabi
diperintahkan agar dalam sholat meletakkan tangan kanan di atas atas
tangan kiri (Thabrani:sahih). Imam Ahmad menjelaskan bahwa tujuannya
adalah agar kita menundukkan diri di depan Allah dengan khusyu'. Ibnu
Hajar mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah sikap seorang yang
meminta dengan merendahkan diri dan sikap seperti itu lebih mengantarkan
kepada kekhusyu'an.
4. Mengarahkan pandangan mata pada tempat
sujud. Dai Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. ketika sholat beliau
menundukkan kepalanya dan pandangannya tertuju ke tempat sujud.
(Hakim:sahih). Begitu juga ketika beliau memasuki Ka'bah beliau tidak
memalingkan pandangannya dari tempat sujudnya hingga keluar dari
Ka'bah". (Hakim: sahih).
Bagaimana dengan pendapat sebagian orang
yang melakukan sholat dengan memejamkan mata dengan dalih itu bisa
mengantarkan kepada kekhsyu'an. Sesungguhnya itu bertentangan dengan
contoh yang diberikan Rasulullah s.a.w. Beliau diriwayatkan tidak pernah
sholat dengan memejamkan mata. Namun demikian para ulama beda pendapat
mengenai masalah itu. Imam Ahmad mengatakan memejamkah mata saat sholat
hukumnya makruh karena itu kebiasaan orang Yahudi. Sebagian ulama
mengatakan tidak makruh asalnya demi tujuan baik, misalnya kalau tidak
memejamkan mata terganggu oleh obyek-obyek visual yang ada di depannya
atau di sekitar tempat sholat, maka memejamkan mata pada kondisi seperti
itu dianjurkan.
1. Sebagian ulama melihat bahwa meragamkan bacaan
sholat dapat mengantarkan kepada kekhusyu'an karena menciptakan suasana
baru dalam melaksanakan sholat. Misalnya redaksi bacaan doa iftitah,
ruku', sujud, I'tidal, duduk antara dua sujud dan tashahhud ada beberapa
riwayat sahih yang berbeda-beda. Membacanya dengan redaksi yang
berbeda-beda dapat mempersegar suasana sholat dan mengantarkan kepada
kekhusyu'an. Begitu juga bacaan-bacaan surat setelah fatihah dapat
dilakukan dengan variasi ayat yang berbeda-beda.
2. Disunnahkan
membaca ta'awwudz (أغوذ بالله من الشيطان الرجيم) ketika merasakan ada
gangguan konsentrasi dalam sholat. Konon ketika seorang hamba hendak
melaksanakan sholat, syetan menurunkan pasukannya yang disebut Khanzab
untuk mengganggu orang sholat. Abi 'Ash r.a. berkata kepada Rasulullah,
Wahai Rasulullah syetan telah mengganggu sholatnya dan membolak balikkan
bacaannya, Rasulullah bersabda: Itu syetan bernama Khanzab kalau kamu
merasakannya maka bacalah ta'wudz lalu tiuplah ke kiri tiga kali". Iapun
melakukannya dan syetan tidak lagi mengganggunya. (Muslim). Rasulullah
juga mengingatkan: Kalau kalian sholat maka datanglah syetan mengganggu
kalian, sehingga kalian lupa hitungan rakaatnya. Kalau kalian
merasakannya maka sujudlah dua kali ketika ia duduk (Bukhari).
Rasulullah juga mengingatkan bahwa Syetan datang kepada kalian ketika
sholat lalu membuka tempat duduk kalian, lalu ia merekayasa agar dia
ragu apa kentut apa tidak, kalau kalian merasakan itu janganlah
membatalkan sholat hingga dengar suara atau mencium bau (Thabrani:
sahih). Bahkan konon syetan juga menganggu orang yang sholat dengan
isu-isu kebaikan seperti masalah dakwah, masalah sunnah, masalah
keilmuan dan politik agar sholatnya tidak lagi terfokus.
3. Bacalah
cerita orang solih terdahulu bagaimana mereka berkhusyu' dalam
sholatnya. Ali r.a. ketika hendak sholat maka mukanya berubah, lalu ia
ditanyai tentang itu, beliau menjawab: datang waktu ketika amanah
ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka menolak
tapi aku kini membawanya. Konon mereka ketita sholat memerah wajahnya
karena takut akan menghadap Allah. Salah seorang sahabat diceritakan
terkena panah saat berperang, lalu ia minta agar dicabut saat ia sholat
karena saat itu ia lupa semuanya dan hanya ingat Allah.
4. Berdoa
dalam sholat, khususnya saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda:"Kondisi
paling antara hamba dan Tuhannya adalah saat sujud, maka perbanyaklah
doa" (Muslim).
5. Dzikir setelah sholat. Setelah melaksanakan
sholatnya hendaknya seorang hamba melakukan dzikir selesai sholat untuk
memperkuat dan menyempurnakan sholatnya. Tentu saja tidak hanya dzikir
dalam lisan tapi juga diresapi makna dan kandungannya.
Adapun perkara-perkara yang mengganggu kekhusyu'an adalah sbb:
1. Membersihkan tempat sholat dari hal-hal yang
mengganggu konsentrasi seperti gambar-gambar dan ornamen yang menarik
perhatian orang sholat. Aisyah r.a. pernah mempunyai kelambu di rumahnya
berwarna-warni, lalu Rasulullah memintanya agar menyingkirkan itu
karena itu mengganggu sholat beliau. (Bukhari). Maka hendaknya melakukan
sholat di tempat yang jauh dari kebisingan dan banyak orang lalu
lalang, tempat orang ngobrol, apalagi tempat hiburan dan
bersenang-senang karena itu akan mengganggu kekhusyu'an sholat. Begitu
juga agar lokasi sholat tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar para sahabat melakukan sholat
dhuhur saat cuaca agak dingin.
2. Memakai pakaian
yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu akan menarik pandangan
mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat. Rasulullah pernah
sholat dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang berwarna-warni lalu
beliau meminta untuk menyingkirkannya. (Bukhari dll.).
3.
Hindari solat di waktu makan. Rasulullah s.a.w. bersabda"Tidak
baik sholat di hadapan makanan" (Muslim). Riwayat lain mengatakan
"Ketika maka malam sudah siap dan datang waktu sholat, maka dahulukan
makan malam" (Bukhari).
4. Hindari menanah buang
air besar, kecil dan angin. Rasulullah s.a.w. melarang sholat sambil
menahan kencing (Ibnu Majah:sahih). Riwayat lain mengatakan bahwa
Rasululllah s.a.w. bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc
maka pergilah ke wc dulu (Abu Dawud:sahih).
5.
Hindari sholat dalam keadaan ngantuk berat. Rasulullah s.a.w. bersabda
"Kalau kalian sholat dan ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa
yang dikatakan" (Bukhari). Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan
ketika kalian ngantuk dan melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya
meminta ampunan Allah tapi malah mengumpat dirinya. (Bukhari)
6.
Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng
bersih karena itu akan menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah
s.a.w. bersabda "Janganlah kau membersihkan tempat sujudmu (dari
kerikil) saat sholat, kalau terpaksa melakukannya maka itu cukup sekali
(Abu Dawud:sahih).
7. Jangan membaca terlalu
keras sehingga mengganggu orang sholat di samping kita. Rasulullah
s.a.w. bersabda "Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah, janganlah
saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari saudaranya dalam
sholat" (Abu Dawud: sahih).
8. Jangan
tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w. mengingatkan bahwa
tengak-tengok dalam sholat adalah gangguan syetan. (Bukhari). Dalam
hadist lain dikatakan "Allah senantiasa melihat hambanya saat sholat
selama ia tidak menengok, kalau menengok maka Allah meninggalkannya"
(Abu Dawud: sahih).
9. Jangan melihat ke arah
atas. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda "Ada orang-orang sholat sambil
menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak kembali" (Ahmad:sahih).
10. menahan mulut ketika ingin menguap. Sabda
Rasulullah s.a.w. Ketika kalian menguap saat sholat, maka tahanlah
sekuatnya karena syetan akan masuk ke mulut kalian" (Muslim).
11.
Jangan sholat seperti kebiasaan binatang. Dalam sebuah
hadist Rasulullah s.a.w. melarang sholat seperti patukan gagak, duduknya
harimau dan menjalankan ibadah di tempat yang satu seperti onta (Ahmad:
sahih).
Akhirnya, khusyu' ini berat tapi dapat kita jalankan
melalui latihan dan membiasakan diri. Salah satu upaya agar kita dapat
melakukan khusyu' dengan mudah adalah dengan memperbanyak doa:
اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي بِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ ،
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا طَهَّرْتَ الثَّوْبَ
الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ ذُنُوبِي كَمَا
بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ
بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَنَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ، وَدُعَاءٍ لاَ
يُسْمَعُ ، وَعِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ
هُؤُلاَءِ الأَرْبَعِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِيشَةً نَقِيَّةً
وَمَيْتَةً سَوِيَّةً وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍى.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Posting Komentar